Tanjungbalai, kota pesisir di Sumatera Utara merupakan kota yang memiliki peran strategis dalam aktivitas maritim. Dua pelabuhan utamanya, Teluk Nibung dan Panton Bagan Asahan, memiliki fungsi yang berbeda tetapi sama-sama menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat setempat. Teluk Nibung berperan sebagai gerbang perdagangan internasional yang menghubungkan kota ini dengan negara-negara tetangga, sedangkan Panton Bagan Asahan menjadi pusat aktivitas nelayan, perdagangan lokal, dan rekreasi masyarakat. Keduanya bukan hanya tempat kapal berlabuh, tetapi juga bagian dari identitas kota yang lekat dengan sejarah serta menjadi pusat aktivitas ekonomi yang terus berkembang.
Pelabuhan Teluk Nibung:
Pusat Perdagangan dan Transportasi Internasional
Pelabuhan Teluk Nibung memiliki sejarah panjang sejak era
Kesultanan Asahan pada tahun 1930. Awalnya, pelabuhan ini digunakan untuk
bongkar muat hasil bumi yang dikirim ke berbagai wilayah di Nusantara. Setelah
Indonesia merdeka, pengelolaannya berpindah ke pemerintah dan kini berada di
bawah PT Pelindo (Persero).
Saat ini, Pelabuhan Teluk Nibung menjadi salah satu
pelabuhan internasional penting yang melayani rute kapal penumpang ke Malaysia,
terutama ke Port Klang, Port Dickson, dan Perak. Tingginya arus penumpang
menjadikannya akses utama perjalanan laut antara Sumatera Utara dan Malaysia.
Selain itu, menurut informasi yang dikutip dari laman resmi Pelindo, pelabuhan
ini memiliki peran strategis dalam perdagangan dengan ekspor komoditas utama
seperti sayur, pisang, dan ubi dari Sumatera Utara dan Aceh ke Malaysia. Tak
hanya itu, perdagangan antar pulau juga berjalan aktif di sini, dengan rute ke
berbagai daerah seperti Bengkalis, Bangkinang, Riau, Dumai, dan Selat Panjang.
Sejak tahun 1990, aktivitas ekspor-impor di Teluk Nibung terus berkembang,
menjalin hubungan dagang dengan Malaysia, Singapura, dan Thailand.
Menariknya, sebelum tahun 1981, Pelabuhan Teluk Nibung
berlokasi di pusat Kota Tanjungbalai. Namun, akibat sedimentasi yang
menyebabkan perairannya dangkal, aktivitas pelabuhan dipindahkan ke lokasi saat
ini agar kapal-kapal besar dapat bersandar dengan lebih mudah. Sejak saat itu,
pelabuhan ini berkembang pesat sebagai pusat perdagangan internasional,
terutama pada era Orde Baru ketika ekspansi perdagangan ke luar negeri semakin
luas.
Pelabuhan Panton Bagan
Asahan: Pusat Aktivitas Nelayan dan Rekreasi Masyarakat Lokal
Berbeda dengan Teluk Nibung yang sibuk dengan kapal-kapal
besar dan aktivitas ekspor-impor, Pelabuhan Panton Bagan Asahan lebih dikenal
sebagai pelabuhan nelayan tradisional. Terletak di Bagan Asahan, Kecamatan
Tanjungbalai, Kabupaten Asahan, pelabuhan ini berjarak hampir satu jam dari
pusat kota.
Pelabuhan ini memiliki dermaga yang cukup luas dengan jalan
beton kecil yang menjorok ke laut. Di sepanjang jalan tersebut, banyak pedagang
kaki lima yang menjajakan aneka makanan dan minuman, menciptakan suasana pasar
tradisional yang khas. Kapal-kapal yang berlabuh di sini mayoritas adalah kapal
nelayan berbahan kayu atau fiberglass dengan warna mencolok. Setiap hari, para
nelayan berangkat melaut, menarik jaring, lalu kembali membawa hasil tangkapan
yang siap dijual langsung di pasar ikan sekitar pelabuhan.
Menurut laporan TIMESUMUT.com, pasar ikan di sekitar
pelabuhan ini menjadi daya tarik tersendiri, dengan berbagai jenis hasil laut
segar seperti ikan tongkol, kakap, bawal, udang, cumi-cumi, dan beragam jenis
kerang segar dan besar yang dijual dengan harga lebih murah dibandingkan di
pasar kota. Selain sebagai pusat aktivitas nelayan, kawasan ini juga kerap
dijadikan tempat rekreasi oleh masyarakat sekitar. Pengunjung bisa menikmati
keindahan matahari terbenam, memancing di tepi dermaga, atau menyewa perahu
untuk berkeliling melihat lebih dekat kehidupan para nelayan. TIMESUMUT.com
juga mencatat bahwa pelabuhan ini menawarkan pengalaman wisata unik, termasuk
menyaksikan langsung aktivitas bongkar muat ikan serta melihat berbagai jenis
kapal nelayan yang berlabuh.
Bagi yang ingin mengamati langsung kehidupan maritim di
Sumatera Utara, kedua pelabuhan ini sangat cocok untuk dikunjungi, lhoo!
- Syahrinaa
Tidak ada komentar: