Kalau berbicara soal kuliner khas Ramadhan, Tanjung Balai di Sumatera Utara punya banyak sekali hidangan tradisional yang unik. Sebagai kota pesisir yang dikenal dengan sebutan Kota Kerang, tentu saja makanan laut banyak mendominasi, tetapi jangan salah—kuliner Melayu Asahan juga punya banyak hidangan khas yang hanya bisa ditemukan di sini, terutama saat bulan puasa! Jika berkesempatan berkunjung ke Tanjung Balai, lima hidangan khas berikut wajib dicoba.
1. Bubur
Podas
Bubur Podas atau Bubur Pedas adalah sajian khas Melayu
Asahan yang hanya muncul saat Ramadan. Teksturnya lebih kental dari bubur
biasa, hampir seperti sup dengan berbagai isian. Keistimewaannya terletak pada
bahan dan bumbu yang kaya rempah. Beras yang telah disangrai dan ditumbuk
menjadi dasar bubur, menghasilkan tekstur lembut dengan rasa gurih alami.
Rebusan tetelan sapi atau ayam memperkaya cita rasanya, sementara campuran
sayuran seperti kacang panjang, wortel, ubi jalar, tauge, rebung, kangkung, pakis,
dan daun kesum menambah warna dan tekstur.
Aromanya semakin khas dengan tambahan daun salam, serai,
lengkuas, bawang merah, bawang putih, cabai merah, serta merica. Bubur ini
biasanya disajikan dengan kacang tanah goreng, ikan teri goreng, bawang goreng,
serta kecap manis, sambal, dan perasan jeruk limau yang bisa disesuaikan dengan
selera. Cita rasanya yang kaya rempah memberikan sedikit kesan seperti kari
dengan sentuhan jamu dari daun kesum. Unik dan berani, bubur ini menjadi
pilihan menarik bagi pecinta kuliner dengan selera berbumbu rempah. Karena
sulit ditemukan di luar Ramadhan, bulan puasa adalah waktu terbaik untuk
mencicipinya!
2. Anyang
Kepah dan Anyang Pakis
Jika menyukai urap, Anyang Kepah bisa menjadi pilihan
menarik. Hidangan ini berbasis kelapa parut sangrai yang dicampur dengan kepah,
sejenis kerang yang hidup di pantai. Pengolahannya yaitu kepah segar direbus
sebentar agar tetap kenyal, lalu dicampur dengan kelapa parut sangrai yang
harum. Bumbu seperti bawang merah, cabai merah, merica, ketumbar, dan perasan
jeruk nipis memberikan sensasi segar dengan sedikit pedas. Beberapa versi juga
menambahkan daun kunyit atau kemangi untuk aroma lebih wangi.
Selain Anyang Kepah, ada juga Anyang Pakis yang menggunakan
daun pakis muda sebagai bahan utama. Teksturnya renyah dengan sedikit rasa
pahit yang berpadu dengan kelapa sangrai dan rempah-rempah. Cara pembuatannya
mirip, hanya saja tanpa kepah, sehingga lebih menonjolkan rasa rempah dan
kesegaran pakis. Kedua hidangan ini biasanya menjadi lauk pendamping nasi atau
bisa dinikmati langsung. Selain lezat, Anyang Kepah dan Anyang Pakis juga
memiliki nilai budaya, sering disajikan dalam acara adat seperti pernikahan dan
jamuan laut.
3. Roti
Kirai
Roti Kirai atau Roti Jala adalah makanan khas Melayu dengan
bentuk unik menyerupai jaring nelayan. Dibuat dari tepung terigu, telur, air,
dan minyak, roti ini dicetak menggunakan alat khusus hingga membentuk pola
seperti jala. Roti Kirai bisa dinikmati dengan dua cara. Jika menyukai hidangan
gurih, roti ini biasa dicelupkan ke dalam kuah kari ayam, sapi, atau kambing
yang kaya rempah. Teksturnya yang lembut membuatnya menyerap kuah dengan
sempurna. Jika lebih suka rasa manis, Roti Kirai bisa disantap dengan saus
kinca durian yang legit dan harum. Keduanya sama-sama populer saat Ramadhan dan
menjadi pilihan favorit berbuka puasa.
4. Kue Angin
atau Kue Rangin
Kuih Rangin atau Kue Angin adalah camilan sederhana dengan
rasa manis. Terbuat dari kelapa parut, tepung ketan, dan gula, kue ini
dipanggang di atas cetakan khusus tanpa tambahan air, menghasilkan tekstur
legit dengan rasa gurih khas kelapa. Sekilas mirip dengan kue pancong dari
Betawi, tetapi Kue Rangin lebih padat dan biasanya hanya ditaburi gula pasir,
sedangkan kue pancong memiliki variasi topping seperti keju atau cokelat. Kue
ini paling nikmat disantap hangat, ditemani secangkir teh manis.
5. Bubur Mie
Chacha/Kolak Chacha
Bubur Cha Cha adalah hidangan penutup khas Melayu yang
dikenal dengan kombinasi rasa manis dan tekstur beragam. Terbuat dari sagu
mutiara, ubi jalar, pisang, santan, daun pandan, gula, garam, dan kelapa parut,
bubur ini memiliki kuah santan yang creamy dan menyegarkan. Di Tanjung Balai,
khususnya di daerah Bagan Asahan, Bubur Cha Cha memiliki ciri khas tersendiri
dengan tambahan mie chacha sebagai bahan utama. Sekilas mirip kolak khas
Indonesia, tetapi dengan isian lebih beragam, kuah santan berwarna putih, serta
tambahan tapioka kenyal berwarna-warni yang memberikan sensasi unik saat
dikunyah. Bubur ini bisa dinikmati hangat atau dingin sesuai selera.
Itulah lima hidangan khas Melayu Asahan yang wajib dicoba
saat Ramadhan di Tanjung Balai. Dari hidangan gurih, pedas, hingga manis,
semuanya menawarkan cita rasa yang khas. Jika berkunjung ke Tanjung Balai saat
bulan puasa, jangan lupa mampir ke pasar takjil dan mencicipi sendiri kelezatan
kuliner khas ini yaa!
- Syahrinaa
Tidak ada komentar: