Menelusuri Narasi Sejarah dan Kemanusiaan dalam Karya Leila S. Chudori

 


Leila S. Chudori adalah salah satu penulis Indonesia yang dikenal dengan gaya bercerita yang kuat, kaya riset sejarah, dan penuh emosi. Tiga bukunya—Pulang (2012), Laut Bercerita (2017), dan Namaku Alam (2023)—menawarkan kisah-kisah yang mendalam tentang sejarah, identitas, dan perjuangan manusia dalam menghadapi ketidakadilan. Berikut ulasan dari ketiga novel tersebut.

1. Pulang (2012)

Novel ini mengisahkan Dimas Suryo, seorang jurnalis yang terpaksa hidup di pengasingan di Paris setelah tragedi 1965 di Indonesia. Dimas bersama kawan-kawannya menjalani kehidupan sebagai eksil politik, membawa luka dan kenangan pahit dari tanah air. Melalui perspektif generasi berikutnya, terutama Lintang—anak Dimas—kita diajak menyelami dampak panjang dari pengasingan dan bagaimana seseorang terus mencari akar dan identitasnya.

Dengan latar sejarah yang kuat, Pulang menggambarkan bagaimana represi politik menciptakan trauma yang diwariskan lintas generasi. Novel ini tidak hanya bercerita tentang politik, tetapi juga tentang rumah, cinta, dan arti kepulangan yang sebenarnya.

2. Laut Bercerita (2017)

Buku ini menyajikan kisah tragis para aktivis yang hilang dalam era Orde Baru, terutama menjelang Reformasi 1998. Tokoh utama, Biru Laut, adalah seorang mahasiswa yang terlibat dalam gerakan pro-demokrasi, yang akhirnya harus menghadapi penculikan dan penyiksaan oleh aparat negara.

Dibagi menjadi dua bagian—sisi Biru Laut dan sisi mereka yang ditinggalkan—novel ini sangat emosional dan menyayat hati. Leila S. Chudori dengan cermat menyoroti bagaimana kekuasaan otoriter menghancurkan kehidupan individu serta keluarga yang ditinggalkan. Laut Bercerita menjadi salah satu novel penting dalam sastra Indonesia modern yang mengingatkan kita akan pentingnya ingatan kolektif dan keadilan bagi para korban pelanggaran HAM.

3. Namaku Alam (2023)

Sebagai novel terbarunya, Namaku Alam menawarkan pendekatan yang sedikit berbeda. Mengambil latar Indonesia pada masa pasca-Reformasi, novel ini mengisahkan perjalanan seorang anak muda bernama Alam dalam mencari identitas dan memahami warisan sejarah yang membentuk hidupnya. Leila tetap mempertahankan gaya narasi yang kuat dan penuh refleksi, mengajak pembaca untuk merenungkan pertanyaan tentang masa lalu, keluarga, dan kebebasan.

Ketiga novel Leila S. Chudori memiliki benang merah yang sama: eksplorasi sejarah Indonesia dan dampaknya terhadap individu maupun generasi setelahnya. Dengan riset yang mendalam, bahasa yang puitis, dan karakter yang kuat, buku-buku ini tidak hanya menyampaikan cerita, tetapi juga menjadi pengingat akan masa lalu yang tidak boleh dilupakan. Jika kamu mencari novel yang menggugah emosi sekaligus memperkaya wawasan sejarah, karya-karya Leila S. Chudori adalah pilihan yang tepat.

-Elisa

Menelusuri Narasi Sejarah dan Kemanusiaan dalam Karya Leila S. Chudori Menelusuri Narasi Sejarah dan Kemanusiaan dalam Karya Leila S. Chudori Reviewed by PenaBebas on Maret 24, 2025 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.